Perampokan Bank Terbesar dalam Sejarah China

 Perampokan Bank Terbesar dalam Sejarah China



Ketika dua pegawai bank yang terobsesi dengan lotere menciptakan perampokan bank terbesar dan terbesar dalam sejarah China. Kita akan membahas Ren Xiaofeng dan rekannya, Ma, serta bagaimana mereka melancarkan aksi perampokan ini.

1. Perjalanan Ren Xiaofeng

Ren Xiaofeng adalah seorang pemenang lotere. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarga kaya di utara Hebei. Ren memiliki pipi tembam dan sangat tampan. Ketika China mulai terbuka ke dunia pada 1980-an, generasi pria muda dari pedesaan pindah ke kota untuk bekerja di pabrik dan proyek konstruksi. Namun, Ren tidak mengalami kesulitan seperti kebanyakan dari mereka, karena orang tuanya sudah mengambil langkah besar untuk masa depannya. Ayah Ren, seorang pejabat Partai Komunis, memindahkan keluarga mereka dari desa di provinsi Hebei ke kota kecil Daming sebelum Ren lahir. Ren mendapatkan pelajaran ping-pong berkat koneksi olahraga ayahnya, bersekolah di sekolah yang bagus di kota kuno tersebut, dan kemudian pindah ke Handan untuk melanjutkan sekolah menengah. Ayah Ren tidak kaya, tetapi mereka cukup mampu untuk memberikan suap dan mendapatkan posisi untuk Ren di cabang terbesar dan terpenting dari Bank Pertanian China, salah satu dari "empat besar" bank di China.

Ren menonjol karena memiliki jari-jari tercepat di negara itu. Pada saat itu, sebagian besar bank di China tidak memiliki peralatan penghitung uang komputer canggih. Teller dilatih — atau lebih tepatnya, dipecut — untuk menghitung uang secara manual. Saat uang kertas berputar seperti roda sepeda, orang lain memainkan tumpukan uang dengan empat atau lima jari. Ada juga teknik lain seperti melambai-lambaikan uang kertas seperti kipas tangan.

2. Kemampuan dan Keluarga Ren

Kemampuan Ren sangat menonjol karena dia bisa menghitung uang lebih cepat dari siapa pun di bank. Teller yang terampil bisa menghitung 800 dolar dalam lima menit, memeriksa ulang jumlahnya, lalu mengikat dan menstempel tumpukan uang tersebut. Ren, seorang ahli hitung, bisa melakukannya dengan 2.000 dolar dalam waktu yang sama. Bank sering mengadakan kontes antar cabang, dan Ren memenangkan kompetisi lokal sebelum finis kedua di kompetisi regional. Bank pun mempromosikan Ren ke posisi manajerial karena mereka bangga dengan anak daerah mereka. Tak lama setelah itu, Ren melamar seorang wanita cantik yang ia temui di tempat kerja.

Pada tahun 2004, istri muda Ren melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan, yang dijuluki "kembar naga-phoenix" di China (naga mewakili anak laki-laki, phoenix mewakili anak perempuan). Dengan kebijakan satu anak China yang masih berlaku di awal 2000-an, memiliki anak kembar fraternal (peluang 1 dari 43) bagaikan memenangkan lotere. Orang tua Ren sering datang untuk merawat anak-anak. Keluarga mereka tinggal di apartemen sederhana yang sering menjadi bahan gosip para tetangga tentang anak kembar tersebut. Kehidupan Ren mencerminkan konsep kebahagiaan ganda.

3. Bagaimana Dia Terjerat dengan Lotere

Ren mengalami kemunduran besar pada 2006 ketika Bank Pertanian China memangkas jabatan-jabatan teratasnya. Ren yang berusia 33 tahun dipindahkan dari posisi manajer ke posisi yang lebih rendah di ruang brankas, memproses penarikan uang tunai. Bank mengurangi gajinya. Ia membutuhkan lebih banyak uang untuk menghidupi keluarganya yang kecil. Ren selalu dianggap beruntung oleh rekan-rekannya. Kenapa tidak mencoba peruntungan di perjudian atau lotere?

Ketika Komunis mengambil alih pada tahun 1949, mereka melarang perjudian di seluruh negeri. Opsi perjudian legal yang tersedia bagi Ren saat itu hanya kasino di Makau, balap kuda di Hong Kong (yang keduanya sangat mahal untuknya), dan lotere yang dikelola negara. Sepertiga dari hasil lotere disumbangkan untuk kegiatan amal seperti perawatan lansia, lapangan olahraga publik, dan Palang Merah. Lotere China Welfare dan China Sports Lottery berkembang pesat pada 2006, dengan pendapatan mencapai $10,4 miliar.

4. China di Bawah Tekanan untuk Olimpiade Beijing 2008

Dana sangat dibutuhkan. Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing sudah semakin dekat, dan penyelenggaranya sangat membutuhkan dana. Acara tersebut akan menampilkan ambisi global China, dengan anggaran $45 miliar, menjadikannya Olimpiade termahal dalam sejarah.

Setiap harinya, pengundian lotere disiarkan langsung dari studio Beijing, dengan bola bernomor yang bergulir di gelembung plastik besar. Ren membeli tiket Lotere Olahraga China seharga sekitar 25 sen. Ia kalah. Ia membeli lebih banyak tiket. Dan, kembali kalah.

Kehilangan itu sangat menyakitkan, mengingat kehidupannya yang sebelumnya selalu beruntung. Namun yang lebih menyedihkan adalah bahwa dia merasa kalah dibandingkan dengan orang-orang lain yang tampak beruntung. Pada 2006, kehidupan Ren — dengan istri cantik, anak kembar naga-phoenix, dan karier yang stabil — tidak lagi terasa istimewa ketika ia melihat orang lain di sekitar China yang semakin kaya.

5. Apa yang Membuatnya Melakukan Perampokan Bank

Ren menyaksikan secara langsung pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Sementara China mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, Ren hanya mendapat penghasilan tetap. Harga properti terus meningkat, dan banyak konglomerat lokal menumpuk uang di brankas bank Handan meskipun kota ini tergolong daerah terpencil. Semua orang tampaknya semakin kaya.

Ren harus memberi makan dua mulut tambahan, termasuk orang tua yang sudah tua. Dia pergi ke toko lotere yang kumuh setelah kerja. Pindai kode batang dan suara beep memberi tahu bahwa gaji kecilnya sudah habis. Ren merasa seperti sedang menahan uang yang kotor setelah membeli tiket lotere, yang sangat berbeda dengan hari-hari ketika ia mengelola keuangan orang kaya di Handan.

6. Perampokan Pertama

Pada 10 Oktober 2006, di Handan, China, Ren, yang merupakan manajer brankas di Bank Pertanian China, hampir kehilangan pekerjaannya. Malam itu, keadaan mulai terasa aneh. Meskipun ada dua petugas keamanan di tempatnya, Ren harus memastikan semuanya aman. Ia memeriksa ruang cetak dan ruang konferensi. Tidak ada yang mencurigakan. Ketika memasuki brankas, ia menemukan semuanya baik-baik saja — uang ada di sana dan sistem keamanan bank sedang mati.

Segalanya berjalan sesuai rencana. Ren mulai menghitung uang, namun ia sadar harus bergerak cepat. Ia merasa semakin gugup dan buru-buru memasukkan uang ke dalam tas duffel dan melarikan diri. Begitu keluar, ia terkejut melihat dua petugas keamanan yang menyorotkan senter kepada dirinya. Mereka bertanya apakah ia membawa uang. Ren lalu memasukkan tas berisi uang ke dalam mobilnya dan tidak mencoba melarikan diri karena shift kerjanya belum selesai.

Keesokan harinya, ia membawa pulang 200.000 yuan (sekitar $26.000 USD). Meskipun tidak banyak, uang itu cukup untuk membeli banyak tiket lotere. Dengan uang yang dicuri, ia berharap bisa memenangkan jumlah yang cukup besar agar bisa mengganti uang yang hilang sebelum ketahuan.

Namun, rencana Ren untuk memenangkan uang dari lotere itu adalah ide yang konyol. Mengingat peluang menang sangat kecil. Dan ternyata, keberuntungan berpihak padanya. Ren berhasil mengembalikan uang 200.000 yuan ke brankas, namun masih menyisakan sejumlah besar uang yang berhasil ia ambil. Perampokan pertama ini berjalan lancar, namun kebahagiaannya tidak bertahan lama.

7. Keterlibatan Rekan Kedua

Ren merasa sudah saatnya untuk perampokan kedua, lima bulan setelah kesuksesan pertama. Kali ini, ia berambisi lebih besar. Ia membutuhkan lebih banyak uang dan mengajak rekannya, Ma, manajer brankas lainnya, untuk membantunya. Dalam aksi kedua ini, Ren dan Ma berhasil membawa kabur hampir dua ton uang, setara dengan 33.000.000 yuan atau sekitar $4,3 juta USD.

Namun, meski sudah berusaha menutupi jejak, beberapa staf bank mulai mencurigai adanya ketidaksesuaian. Polisi mulai menyelidiki.

8. Perampokan Kedua

Selama beberapa minggu, Ren dan Ma terus membeli tiket lotere dalam jumlah besar, berharap bisa mengganti uang yang mereka curi. Namun, pada akhirnya mereka hanya mampu mendapatkan kembali 98.000 yuan dari 51 juta yuan yang mereka curi.

9. Perampokan Ketiga

Untuk perampokan ketiga, mereka membawa kabur lagi 18 juta yuan (sekitar $2,3 juta USD) dan membeli tiket lotere dalam jumlah besar. Kali ini, mereka membeli semua tiket dalam sehari dan menggaruknya dengan cepat. Namun, mereka hanya berhasil mendapatkan kembali 98.000 yuan dari total 51 juta yuan yang dicuri. Mereka akhirnya menyadari bahwa mereka sudah terjebak.

10. Hasil dan Dampak pada Bank Pertanian China

Pada 16 April, bank akhirnya menyadari bahwa mereka telah kehilangan uang dalam jumlah besar. Polisi pun menyelidiki kejadian tersebut. Namun, ini adalah perampokan bank terbesar yang pernah terjadi di China.

Comments